berangkat sebelum maghrib berharap ada miracle di Kebayoran, alhasil nyampe rumah malah lewat isya, maghrib pun dijamak ……………
Muncul hingar bingar berita di medsos, udah ga jaman lagi kanal berita apalagi koran atau tipi, bahwa Stasiun Kebayoran udah nyambung dengan halte transjakarta. Mencoba pada kesempatan pertama akhirnya gagal total karena salah turun di halte kebayoran harusnya halte velbak, akhirnya nyambung opang ke stasiun, 15 rb pun lewong, bah…
Kesempatan kedua pun datang. Sebelum maghrib udah pulang, berkaca pada kesempatan pertama dengan timing yang dipas-pasin, diperkirakan akan sampe di Stasiun Kebayoran dan bisa ikut KRL yang jam 18.28, bahkan mungkin bisa lebih cepet. Karena kalopun langsung ke Jatinegara nyampe di sono sekitar jam segitu. Tapi, lupa memperhitungkan waktu, kesempatan pertama itu kejadiannya abis maghrib dimana kondisi lalu lintas relatip lebih landai, beda dengan sebelum maghrib dimana mayoritas manusia pada balapan pengen pulang dan maghriban di rumah…………..
Ada suatu hukum yang dikenal dengan hukum murphy, anyting that can go wrong will go wrong – suatu yang bisa rusak suatu saat pasti rusak, kurleb seperti itu terjemahannya. Sepertinya hukum ini sedang berlaku saat pulang kantor ini.
Kelemahan bis Transjakarta adalah dia melewati jalan raya yang rawan macet, bila kena macet maka suply bis akan terhambat dan ini menimbulkan efek domino. Perjalanan dari Halte BC ke Halte Pancoran Barat memakan waktu hampir 2 jam. Bis jurusan cawang langka, bis jurusan pluit langka, begitu dapat pun kena macat 30 menit sebelum sampai di halte pancoran 2, begitu masuk ke halte pancoran 2 kondisinya full dan belum tentu tersedia bis jurusan puri beta, alhasil? Lanjutkan sampe ke JCC lanjut ke Palmerah. Jam 19.45 sampe di Palmerah. I’m done….. aing kapoklah. 17.30 dari Rawamangun sampe Palmerah 19.45, mari kita tepuk tangan saudara-saudaraku.
Kesimpulan
Perjalanan via KRL merupakan pilihan terbaik dari sekian banyak pilihan moda transportasi yang ada, memang ada beberapa kendala, seperti jadwal kosong KRL yang membuat waktu tunggu lebih lama, namun ini masih lebih baik jika dibandinkan perjalanan menggunakan moda berbasis jalan raya.
Dari sisi perhitungan waktu tempuh, bis bisa menjanjikan durasi yang lebih singkat, jika dan hanya jika jadwal kedatangannya bisa diprediksi dan konsisten, namun pada prakteknya keterlambatan kedatangan bis dan kemacetan menjadi faktor kendala yang dominan terhadap ketidaklayakan pilihan bis dibandingkan dengan KRL.
Akhirnya bis menjadi alternatif angkutan menuju stasiun terdekat saja, mau pagi ataupun sore.